Pengertian
dan Arti Penting Komunikasi
Manusia sebagai makhluk sosial,
selalu berkeinginan untuk dapat berhubungan dengan manusia lain. Untuk dapat
berhubungan dengan yang lainnya, manusia butuh sebuah proses yang dikenal
komunikasi. Dengan berkomunikasi manusia dapat menyampaikan ide, gagasan, dan
keinginannya ke pada manusia lain.
Berdasarkan penjelasan yang telah
di ajarkan oleh dosen saya pada semester 2, asal kata komunikasi berasal dari
kata “communicare” yang berarti menyebarkan/memberitahukan. Jadi menurut asal
katanya komunikasi berarti menyebarkan informasi kepada pihak lain guna
mendapatkan pengertian yang sama tentang suatu hal.
Sedangkan menurut beberapa ahli,
pengertian komunikasi seperti berikut:
PALO ALTO
Ketika dua
orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus menerus karena mereka
tidak dapat berperilaku. PALO ALTO sangat percaya bahwa seseorang tidak dapat
tidak berkomunikasi.
HIMSTREET & BATY
Komunikasi
adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem
yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak-sinyal, maupun perilaku
atau tindakan.
LASWELL
Komunikasi
adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada
siapa dengan efek apa.
THEODORSON & THEDORSON
Komunikasi
adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang
kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.
WILLIAM ALBIG
Komunikasi
adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak
mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk
perilaku manusia dan adat kebiasaan.
Jadi
kesimpulannya, komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dan
pengertian, dari satu orang ke orang yang lain.
Pentingkah
Komunikasi itu?
Menurut saya tentu saja penting,
karena manusia butuh berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Tanpa adanya
komunikasi maka manusia akan kesulitan dalam berhubungan dengan yang lainnya. Harold D. Laswell seorang peletak
dasar ilmu komunikasi menyebutkan tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, mengapa
manusia perlu berkomunikasi:
· Hasrat manusia untuk mengontrol lingkugannya
Melalui
komunikasi manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan
melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni
belajar dari pengalamannya, maupun melalui informasi yang mereka terima dari
lingkungan sekitarnya.
·
Upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya
Penyesuaian
disini bukan saja terletak pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap
gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang mempengaruhi perilaku
manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam
tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agar manusia
dapat hidup dalam suasana yang harmonis.
·
Upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi
Suatu
masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya
dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan peranan. Misalnya
bagaimana orangtua mengajarkan tatakrama bermasyarakat yang baik kepada
anak-anaknya.
Dari fungsi
diatas dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting
bagi kehidupan manusia. Kebutuhan ini pun telah dirasakan sejak jaman dahulu,
dengan digunakannya simbol-simbol untuk berkomunikasi. Oleh sebab itu,
komunikasi akan tetap ada dan dilakukan oleh manusia walaupun media yang
digunakan akan terus berubah seiring perkembangan teknologi.
Jenis –
Jenis Proses Komunikasi
· Komunikasi Internal
Adalah komunikasi yang terjadi dalam
organisasi itu sendiri. Misalnya, Pertukaran gagasan di antara para
administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang
khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam
perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan manajemen].
Dua dimensi komunikasi internal :
1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi dari
pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal balik [two way
traffic communication]. ” Downward
Communication “ komunikasi atas ke bawah. Contoh pimpinan memberikan instruksi,
petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat, majalah intern.”
Upward communication ”dari bawah ke atas. Contoh staf memberikan laporan,
saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan.
2 . Komunikasi Horizontal
komunikasi mendatar,
antara anggota staf dengan anggota staf. Berlangsung tidak formal, lain dengan
komunikasi vertikal yang formal.
3. Komunikasi Diagonal
Komunikasi antara
pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.
· Komunikasi Eksternal
Komunikasi antara pimpinan organisasi
[perusahaan] dengan khalayak audience di luar organisasi.
Komunikasi Efektif
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama
memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam
bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune”, yaitu kedua
belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.
Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
a. Menciptakan suasana yang menguntungkan.
b. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
c. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak
komunikan.
d. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
e. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk
komunikan.
Teori dan Arti Penting Kepemimpinan
Menurut Wikipedia, kepemimpian adalah proses memengaruhi atau memberi
contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah ‘melakukannya dalam kerja’ dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang seniman ahli,
pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang akhil diharapkan sebagai bagian dari perannya
memberikan pengajaran/intruksi.
Dalam teori kepemimpinan, ada beberapa macam teori di antaranya:
1. Great Man Theory
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar dilahirkan, bukan dibuat. Jadi
pemimpin disini dilihat berdasarkan bahwa ia memiliki kharisma yang ada pada
dirinya dan memiliki sifat-sifat luar biasa
yang dibawa sejak lahir, sehingga ia patut dijadikan sebagai seorang pemimpin.
2. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran
bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan
oleh sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimilikinya.
Dalam mencari ciri-ciri kepemimpinan yang dapat diukur, para peneliti
menggunakan dua pendekatan
yaitu mereka berusaha membandingkan
ciri-ciri dari dua orang yang muncul sebagai pemimpin dengan ciri-ciri yang tidak demikian dan mereka
membandingkan ciri pemimpin yang efektif dengan ciri-ciri pemimpin yang tidak efektif.
3. Teori Perilaku
Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan
terhadap teori great man. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk tidak dilahirkan begitu saja. Setiap orang
bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta dorongan
oleh kemauan sendiri.
4. Teori Kepemimpinan Situsional
Teori ini dijelaskan bahwa seorang pemimpin memilih tindakan terbaik
berdasarkanvariable situasional. Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini
harus bisa memahami dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan
dinamika situasi yang ada.
5. Teori Kepemimpinan Karismatik
Dalam teori ini para pengikut memiliki keyakinan bahwa pemimpin mereka
diakui memiliki kemampuan yang luar biasa. Kemampuan mempengaruhi pengikut
bukan berdasarkan pada tradisi atau otoritas formal tetapi lebih pada persepsi
pengikut bahwa pemimpin diberkati dengan bakat supranatural dan kekuatan yang
luar biasa.
Topologi Kepemimpinan
Tipe-tipe pemimpin dalam
tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan
jenis-jenisnya. Dalam teori kepemimpinan sedikitnya ada tipologi kepemimpinan yang dikenal dewasa
ini, yaitu sebagai berikut :
1. Tipe Otoriter
Tipe otoriter adalah pemimpin pada setiap
kegiatan yang dilakukan selalu melakukan penetapan keputusan ditentukan oleh
pemimmpin itu sendiri tanpa memberikan kesempatan pada bawahan.
2. Tipe Demokratis
Tipe Demokratis adalah pemimpin pada setiap
kegiatan yang dilakukan selalu melakukan penetapan keputusan dengan bermusyawarah
dengan bawahannya. Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa
tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern.
3. Tipe Liberal
Tipe Liberal adalah pemimmpin pada setiap
kegiatan yang dilakukan selalu melakukann penetapan keputusan dengan
meliimpahkan kepada bawahannya.
Berikut
ciri pemimpin liberal :
·
Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada
bawahan
·
Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
·
Kebijakan lebih banyak dibuat oleh bawahan
4. Tipe Populis
Tipe pemimpin yang
mampu membangun rasa solidaritas pada bawahan atau pengikutya. Kepemimpinan
populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak
mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan
jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
5. Tipe
Kharismatik
Tipe kepemimpinan yang
memiliki ciri khas kepribadian yang istimewa atau wibawa yang tinggi sehingga
sangat dikagumi dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap bawahan atau
pengikutnya.
6. Tipe
Kooperatif
Tipe pemimpin
kooperatif merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Karena kepemimpinan kooperatif
memiliki jiwa pancasila, memiliki wibawa serta daya untuk membawa dan memimpin
lingkungannya kedalam kesadaran kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
7. Tipe
Militeristis
Perlu diperhatikan
terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme
berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Dalam
menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam
menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang
pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku
dari bawahan.
8. Tipe
Paternalistis
Seorang pemimpin yang
tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri
sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa,
bersikap terlalu melindungi, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk mengambil keputusan.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Faktor-faktor yang
berasal dari kita sendiri yang mempengaruhi kepemimpinan kita adalah pengertian
kita tentang kepemimpinan, nilai atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan,
cara kita menduduki tingkat pemimpin dan pengalaman yang kita miliki dalam
bidang kepemimpinan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
dalam organisasi, yaitu :
1. Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi
para anggotanya.
2. Kematangan
dan keluasan sosial(Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya
memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup
matang.
3. Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner
motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus
mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan.
4. Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa
mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu
organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling
mempengaruhi.
Referensi
0 komentar:
Posting Komentar