Selasa, 06 Januari 2015

Mengenal Kebudayaan Pulau Dewata

Tugas  2

Mengenal Kebudayaan Pulau Dewata
            Bali berasal dari kata “Bal” dalam bahasa Sansekerta berarti “Kekuatan”, dan “Bali” berarti “Pengorbanan” yang berarti supaya kita tidak melupakan kekuatan kita. Supaya kita selalu siap untuk berkorban. Bali mempunyai 2 pahlawan nasional yang sangat berperan dalam mempertahankan daerahnya yaitu I Gusti Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik.

Provinsi bali merupakan salah satu provinsi yang cukup terkenal di Indonesia karena merupakan salah satu aset devisa negara Indonesia  yang cukup tinggi di bidang pariwisatanya. Ibukota Provinsi Bali adalah Denpasar. Provinsi bali sendiri tidak hanya terdiri dari pulau (dewata) Bali saja, namun juga terdiri dari banyak pulau yang lain, contohnya pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan lain – lain. Provinsi Bali secara astronomis terletak di 8° LS dan 115° BT. Daerah ini masih memiliki iklim tropis seperti Provinsi lainnya di Indonesia.
Pulau Bali atau yang sering disebut Pulau Dewata ini merupakan Pulau yang terkenal hingga  penghujung dunia. Bali yang sangat terkenal dengan keindahan alam yang dimiliki. Pulau Bali yang termasuk bagian dari Kepulauan Sunda Kecil.
            Secara geografis provinsi Bali berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur dan Selat Bali di sebelah barat, Laut Bali di sebelah utara, Samudera Hindia di sebelah selatan, serta Selat Lombok di  bagian sebelah timur     .
             Tempat-tempat wisata yang sering dikunjungi selain kota Denpasar sendiri yaitu Ubud sebagai pusat seni yang terletak di Kabupaten Gianyar yang merupakan dataran tinggi di pulau ini. Sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tempat tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun hanya tempat untuk para wisatawan beristirahat.
            Suku bangsa yang terdapat di Pulau Bali terbagi menjadi dua yaitu suku Bali Aga yang merupakan penduduk asli Bali, kebanyakan dari mereka tinggal di daerah Trunyan. Kemudian Suku Bali Mojopahit yang merupakan Bali Hindu atau Bali keturunan dari kerajaan Mojopahit. Kebudayaan Bali dapat dikatakan masih khas atau asli karena masyarakatnya sangat memegang teguh budaya dari nenek moyang mereka dan belum terpengaruh oleh budaya lain.

Unsur-Unsur Budaya
a. Agama
             Sebagian penduduk Bali menganut agama Hindu lebih kurang 95% dari jumlah keseluruhan penduduk yang terdapat di Bali, sedangkan 5% nya menganut agama Islam, Kristen, Katolik dan Kong Hu Cu.
             Tujuan hidup dari ajaran Hindu yaitu untuk mencapai keseimbangan dan kedamaian hidup, lahir dan batin. Orang Hindu percaya adanya 1 Tuhan dalam bentuk konsep Trimurti, yaitu wujud Brahmana (sang pencipta), wujud Wisnu (sang pelindung dan pemelihara), serta wujud Siwa (sang perusak). Tempat beribadah orang Hindu yang banyak ditemui di Bali disebut Pura, Pura sangat banyak dijumpai di rumah-rumah masyarakat Hindu Bali dalam berbagai bentuk tergantung dari kondisi ekonomi masyrakat tersebut. Sedangkan tempat-tempat untuk  pemujaan leluhur  disebut Sangga. Kitab suci agama Hindu adalah weda yang berasal dari India.
              Masyarakat Hindu Bali yang meninggal dunia akan diadakan upacara Ngaben yang dianggap sanggat penting untuk membebaskan arwah orang yang telah meninggal dunia dari ikatan-ikatan duniawinya menuju surga. Ngaben merupakan upacara pembakaran mayat yang sudah sangat lazim ditemui di Bali. Hari raya umat agama hindu adalah Nyepi yang pelaksanaannya pada perayaan tahun baru saka pada tanggal 1 dari bulan 10 (kedasa), selain itu ada juga hari raya Galungan, Kuningan, Saras Wati, Tumpek Landep, Tumpek Uduh, dan Siwa Ratri. Kebanyakan dari wisatawan baik domestik maupun wisatawan asing berkunjung ke Bali untuk melihat atau bahkan terlibat dalam upacara-upacara keagamaan pada hari raya umat Hindu di Bali.

b. Organisasi Sosial
• Perkawinan
               Penarikan garis keturunan dalam masyarakat Bali adalah mengarah pada patrilineal. Sistem kasta yang sangat mempengaruhi proses berlangsungnya suatu perkawinan, karena seorang wanita yang kastanya lebih tinggi apabila menikah dengan pria yang kastanya lebih rendah tidak dibenarkan karena akan terjadi suatu penyimpangan, yaitu akan membuat malu keluarga dan menjatuhkan gengsi seluruh kasta dari anak wanita.
Kemudian di beberapa daerah Bali, diberlakukan pula adat penyerahan mas kawin ( petuku luh), namun saat ini terutama pada keluarga orang-orang yang  terpelajar, budaya ini sudah tidak diberlakukan lagi.
• Kemasyarakatan
              Terdapat suatu kesatuan hidup komunitas masyarakat Bali yang mencakup 2 pengertian Desa yaitu : Desa Adat dan Desa Dinas (administratif). Keduanya merupakan suatu kesatuan wilayah namun desa adat  berhubungan dengan keagamaan atau pun adat istiadat, sedangkan desa dinas adalah kesatuan admistratif. Kegiatan desa adat terpusat pada bidang upacara adat dan keagamaan, sedangkan desa dinas terpusat pada bidang administrasi, pemerintahan dan pembangunan.
• Kekerabatan
                Adat bagi yang menetap di Bali sesudah menikah mempengaruhi pergaulan kekerabatan dalam suatu masyarakat. Ada macam 2 adat menetap yang sering berlaku diBali yaitu adat virilokal yaitu adat yang membenarkan pengantin baru menetap disekitar pusat kediaman kaum kerabat suami,dan adat neolokal yaitu adat yang menentukan pengantin baru tinggal sendiri ditempat kediaman yang baru. Penduduk Bali, memiliki rukun warga yang disebut Banjar yang masing-masing memiliki kepala Banjar dengan sebutan Kelihan. Banjar dikepalai oleh klian banjar yang bertugas dengan segala urusan dalam lapangan kehidupan sosial dan keagamaan, namun terkadang banjar juga harus memecahkan soal-soal permasalahan yang mencakup hukum adat tanah, dan hal-hal yang sifatnya administrasi pemerintahan.
c. Bahasa
               Sebagian besar masyarakat Bali menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia,bahkan sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau trilingual. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing lainnya merupakan utama bagi masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. Bahasa Bali di bagi menjadi 2 yaitu, bahasa Aga yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar yang biasanya di pakai oleh kaum Sudra, dan bahasa Bali Mojopahit yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus yang dipakai oleh kaum Brahmana, kaum Ksatrian dan kaum Waisya.
d. Kesenian
              Bali tidak dapat dipisahkan dengan berbagai kesenian yang dimilikinya. Bahkan sebagian dari masyarakat Bali bermata pencaharian di bidang kesenian, seperti seni pahat, seni lukis, seni drama dan tari dan seni musik.
             Seni kebudayaan tari  di Bali pada umumnya di bagi menjadi tiga kategori, diantaranya adalah wali atau seni tari yang hanya pertunjukan dalam acara sakral, bebali atau seni tari pertunjukan yang biasanya untuk upacara dan juga sering di tampilkan untuk menyambut pengunjung yang datang ke Bali serta balih-balihan atau seni tari yang sifatnya untuk hiburan. Salah satu jenis seni tarian yang ada di Bali dan sangat populer bagi para wisatawan adalah Tari Kecak dan Barong.
Jenis musik tradisional Bali sebetulnya memiliki kesamaan dengan musik tradisional yang ada di banyak daerah lain di Indonesia. Namun terdapat beberapa ciri khas dalam teknik memainkan dan gubahannya yaitu dalam bentuk kecak. Seni kecak adalah nyanyian yang konon menirukan suara kera. Alat musik tradisional di Bali adalah, Gamelan, Jegog, serta Genggong.
Bukan hanya keindahan alamnya saja yang menarik dari Bali, namun keagungan tradisi masyarakatnya juga banyak menarik bahkan banyak dikaji oleh orang-orang diluar Bali. Sebagaimana diketahui Bali memang kaya akan berbagai kesenian tradisional, pakaian adat, bahasa, dan tradisi keagamaan yang mewarnai realitas kehidupan masyarakat Bali. Ialah Tari Barong dan Tari Kecak yang menjadi salah satu tarian tradisional khas Bali yang sudah terkenal kemana-mana.
            Apa menariknya dari kedua tarian ini? Kedua tarian ini bisa dikata sebagai ikon kesenian tradisional Bali yang diangkat ke level nasional bahkan internasional. Seringkali kedua tarian ini dijadikan sebagai media promosi efektif paket-paket wisata di Bali oleh berbagai agen dan biro perjalanan wisata. Bahkan hampir seluruh agen maupun biro perjalanan wisata ke Bali selalu mengajak tamunya untuk menyaksikan Tari Barong dan Tari Kecak ini.
Pada umumnya, kedua tarian ini diadakan oleh sebuah kelompok (Sakeha) seni tari tradisional yang ada di setia-setiap desa di Bali. Seperti di Desa Batubulan misalnya, terdapat beberapa Sakeha yang memiliki jenis tarian yang sama dengan Sekeha lainnya. Perbedaan diantara kelompok-kelompok itu ada pada bentuk pelayanan dan tempat pertunjukkannya saja. Pada setiap pertunjukkan di Batubulan, biasanya tarian pertama yang digelar adalah Tarian Barong yang digabung dengan Tari Keris sehingga keduanya dikenal dengan Tari Barong dan Tari Keris.
Tari Barong
Tari Barong mengambarkan pertarungan yang sengit antara kebaikan melawan kejahatan. Barong vs Rangda ialah dua eksponen yang saling kontradiktif satu dengan yang lainnya. Barong dilambangkan dengan kebaikan, dan lawannya Rangda ialah manifestasi dari kejahatan. Tari Barong biasanya diperankan oleh dua penari yang memakai topeng mirip harimau sama halnya dengan kebudayaan Barongsai dalam kebudayaan China. Sedangkan Rangda berupa topeng yang berwajah menyeramkan dengan dua gigi taring runcing di mulutnya.

Tari Kecak
Tari Kecak pertama kali diciptakan pada tahun 1930 yang dimainkan oleh laki-laki. Tari ini biasanya diperankan oleh banyak pemain laki-laki yang posisinya duduk berbaris membentuk sebuah lingkaran dengan diiringi oleh irama tertentu yang menyeruakan “cak” secara berulang-ulang, sambil mengangkat kedua tangannya. Tari Kecak ini menggambarkan kisah Ramayana di mana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.

e. Makanan Khas
               Begitu banyak makanan khas yang terdapat di Bali, biasanya makanan-makanan asli Bali menggunakan berbagai macam rempah-rempah untuk memasaknya, sehingga rasa campuran dari rempah tersebut sangat terasa apabila kita mencicipi makanan asli Bali tersebut. Tiap kabupaten di Bali memiliki makanan khas contoh nyamakanan tradisional Badung, terdapat ayam jejeruk, sate lilit ayam, lawar kuwir, dan jukut ares. Untuk daerah Denpasar sendiri banyak ditemui ayam betutu, nasi campur Bali dan masih banyak yang lainnya.
f. Rumah Adat Bali
               Rumah Adat Bali merupakan sebuah penerapan dari filosofi yang ada pada masyarakat Bali itu sendiri. Ada tiga aspek yang harus di terapkan di dalamnya, aspek pawongan (manusia sebagai penghuni rumah), pelemahan ( lokasi atau lingkungan) dan parahyangan. Mereka menganggap  kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara ke 3 aspek tersebut. Untuk itu pembangunan sebuah rumah Bali harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana.
Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional Bali selalu dipenuhi dengan pernak-pernik yang berfungsi untuk hiasan, seperti ukiran dengan warna-warna yang kontras dan alami. Selain sebagai hiasan mereka juga mengartikan dan maknai tertentu sebagai ungkapan terimakasih kepada sang pencipta, serta simbol-simbol ritual seperti patung.
Umumnya Bangunan Rumah Adat Bali terpisah-pisah manjadi banyak bangunan-bangunan kecil-kecil dalam satu area yang disatukan oleh pagar yang mengelilinginya. Seiring perkembangan jaman mulai ada perubahan bangunan tidak lagi terpisah-pisah.
Bali memiliki ciri khas arsitektur yang timbul dari suatu tradisi, kepercayaan dan aktifitas spiritual masyarakat Bali itu sendiri yang diwujudkan dalam berbagai bentuk fisik bangunan yang ada. Seperti rumah, pura sebagai tempat suci umat Hindu, Banjar atau balai pertemuan dan lain-lain.

Teknologi
               Masyarakat Bali telah mengenal dan berkembang system pengairan yaitu system subak yang mengatur pengairan dan penanaman di sawah-sawah. Dan mereka juga sudah mengenal arsitektur yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan yang menyerupai bangunan Feng Shui. Arsitektur merupakan ungkapan perlambang komunikatif dan edukatif. Bali juga memiliki senjata tradisional yaitu salah satunya keris. Selain untuk membela diri, menurut kepercayaan bila keris pusaka direndam dalam air putih dapat menyembuhkan orang yang terkena gigitan binatang berbisa.

Mata Pencaharian
                Pada umumnya masyarakat bali bermata pencaharian mayoritas bercocok tanam, pada dataran yang curah hujannya yang cukup baik, pertenakan terutama sapi dan babi sebagai usaha penting dalam masyarakat pedesaan di Bali, baik perikanan darat maupun laut yang merupakan mata pecaharian sambilan, kerajinan meliputi kerajinan pembuatan benda anyaman, patung, kain, ukir-ukiran, percetakaan, pabrik kopi, pabrik rokok, dll. Usaha dalam bidang ini untuk memberikan lapangan pekerjaan pada penduduk. Karena banyak wisatawan yang mengunjungi bali maka timbullah usaha perhotelan, travel, toko kerajinan tangan



Source: https://nadillaikaputri.wordpress.com/2012/11/19/kebudayaan-bali/

0 komentar:

Posting Komentar