Minggu, 02 Oktober 2016

Fuzzy Logic




Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output.
Contoh:
1.     Manajer pergudangan mengatakan pada manajer produksi seberapa banyak persediaan barang pada akhir minggu ini, kemudian manajer produksi akan menetapkan jumlah barang yang harus diproduksi esok hari.
2.     Pelayan restoran memberikan pelayanan terhadap tamu, kemudian tamu akan memberikan tip yang sesuai atas baik tidaknya pelayanan yang diberikan
3.     Penumpang taksi berkata pada sopir taksi seberapa cepat laju kendaraan yang diinginkan, sopir taksi akan mengatur pijakan gas taksinya

Alasan Digunakannya Logika Fuzzy
1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti
2. Logika fuzzy sangat fleksibel
3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat
4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat kompleks
5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan
6. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional.
7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.

Alikasi Logika Fuzzy
1. Pada tahun 1990 pertama kali dibuat mesin cuci dengan logika fuzzy di Jepang (Matsushita Electric Industrial Company). Sistem fuzzy digunakan untuk menentukan putaran yang tepat secara otomatis berdasarkan jenis dan banyaknya kotoran serta jumlah yang akan dicuci.
2. Transmisi otomatis pada mobil.
3. Kereta bawah tanah Sendai mengontrol pemberhentian otomatis pada area tertentu
4. Ilmu kedokteran dan biologi, seperti sistem diagnosis yang didasarkan pada logika fuzzy
5. Manajemen dan pengambilan keputusan, seperti manajemen basisdata, tata letak pabrik, pembuatan games yang didasarkan pada logika fuzzy
6. Ekonomi, pemodelan fuzzy pada sistem pemasaran yang kompleks

Profesor Lotfi A. Zadeh [35] adalah guru besar pada University of California yang
merupakan pencetus sekaligus yang memasarkan ide tentang cara mekanisme pengolahan atau
manajemen ketidakpastian yang kemudian dikenal dengan logika fuzzy. Dalam penyajiannya
vaiabel-variabel yang akan digunakan harus cukup menggambarkan ke-fuzzy-an tetapi di lain
pihak persamaan-persamaan yang dihasilkan dari variable-variabel itu haruslah cukup sederhana
sehingga komputasinya menjadi cukup mudah. Karena itu Profesor Lotfi A Zadeh kemudian
memperoleh ide untuk menyajikannya dengan menentukan “derajat keanggotaan” (membership
function) dari masing-masing variabelnya.
Fungsi keanggotaan (membership function), Sudradjat [25] adalah suatu kurva yang
menunjukkan pemetaan titik input data kedalam nilai keanggotaanya (sering juga disebut dengan
derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1.
· Derajat Keanggotaan (membership function) adalah : derajat dimana nilai crisp dengan fungsi keanggotaan ( dari 0 sampai 1 ), juga mengacu sebagai tingkat keanggotaan, nilai kebenaran, atau masukan fuzzy.
·  Label adalah nama deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah fungsi keanggotaan.
· Fungsi Keanggotaan adalah mendefinisikan fuzzy set dengan memetakkan masukan crisp dari domainnya ke derajat keanggotaan.
·  Masukan Crisp adalah masukan yang tegas dan tertentu.
· Lingkup/Domain adalah lebar fungsi keanggotaan. Jangkauan konsep, biasanya bilangan, tempat dimana fungsi keanggotaan dipetakkan.
·  Daerah Batasan Crisp adalah jangkauan seluruh nilai yang dapat diaplikasikan pada variabel sistem.
Pada teknik digital, Dubois dan Prade [5], dikenal dua macam logika yaitu 0 dan 1 serta
tiga operasi dasar yaitu NOT, AND dan OR. Logika semacam ini disebut dengan crisp logic.
Logika ini sering dipergunakan untuk mengelompokan sesuatu himpunan. Sebagai contoh, akan
dikelompokkan beberapa macam hewan, yaitu ‘hiu’, ‘kakap’, ‘pari’, ‘kucing’, ‘kambing’, ‘ayam’
ke dalam himpunan ikan. Sangat jelas bahwa hiu, kakap dan pari adalah anggota himpunan ikan

sedangkan kucing, kambing, ayam adalah bukan anggotanya, seperti ditunjukan pada Gambar 4.2.



Namun kadang kala ditemui pengelompokan yang tidak mudah. Misalkan variabel umur dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu :
Muda : umur < 35 tahun
Parobaya : 35 ≤ umur ≤ 55 tahun
Tua : umur > 55 tahun
Nilai keanggotaan secara grafis, himpunan muda, parobaya dan tua dapat dilihat pada Gambar
4.3.



Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa :
• Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan muda (µmuda [34] = 1)
• Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan tidak muda
 (µmuda [35] = 0)
• Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan tidak muda (µmuda [35th
– 1 hr] = 0)
• Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan parobaya
 (µparobaya [35] = 0)
• Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan tidak parobaya
 (µparobaya [34] = 0)
• Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan tidak parobaya (µparobaya
[35th – 1 hr] = 0)
Dari sini bisa dikatakan bahwa pemakaian himpunan crisp untuk menyatakan umur sangat tidak
adil, adanya perubahan kecil saja pada suatu nilai mengakibatkan perbedaan kategori yang cukup
signifikan. Himpunan fuzzy digunakan untuk mengantisipasi hal tersebut.

Sumber yang saya dapatkan berupa e-book yang telah saya rangkum sedemikian rupa, jika ingin mengetahui sumber tersebut, Anda dapat klik link yang saya berikan dibawah ini:  

0 komentar:

Posting Komentar