Rabu, 11 November 2015

Tugas 2 Teori Organisasi Umum

Pengertian dan Arti Penting Komunikasi




Manusia sebagai makhluk sosial, selalu berkeinginan untuk dapat berhubungan dengan manusia lain. Untuk dapat berhubungan dengan yang lainnya, manusia butuh sebuah proses yang dikenal komunikasi. Dengan berkomunikasi manusia dapat menyampaikan ide, gagasan, dan keinginannya ke pada manusia lain.
Berdasarkan penjelasan yang telah di ajarkan oleh dosen saya pada semester 2, asal kata komunikasi berasal dari kata “communicare” yang berarti menyebarkan/memberitahukan. Jadi menurut asal katanya komunikasi berarti menyebarkan informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian yang sama tentang suatu hal.

Sedangkan menurut beberapa ahli, pengertian komunikasi seperti berikut:

PALO ALTO             
Ketika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus menerus karena mereka tidak dapat berperilaku. PALO ALTO sangat percaya bahwa seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi.

HIMSTREET & BATY
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

 LASWELL
Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa.

THEODORSON & THEDORSON
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.

WILLIAM ALBIG
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan.

Jadi kesimpulannya, komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dan pengertian, dari satu orang ke orang yang lain.

Pentingkah Komunikasi itu?

    Menurut saya tentu saja penting, karena manusia butuh berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Tanpa adanya komunikasi maka manusia akan kesulitan dalam berhubungan dengan yang lainnya. Harold D. Laswell seorang peletak dasar ilmu komunikasi menyebutkan tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi:

·         Hasrat manusia untuk mengontrol lingkugannya
Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dari pengalamannya, maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya.

·         Upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya
Penyesuaian disini bukan saja terletak pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang mempengaruhi perilaku manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat hidup dalam suasana yang harmonis. 

·         Upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi
Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan peranan. Misalnya bagaimana orangtua mengajarkan tatakrama bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya.


Dari fungsi diatas dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan ini pun telah dirasakan sejak jaman dahulu, dengan digunakannya simbol-simbol untuk berkomunikasi. Oleh sebab itu, komunikasi akan tetap ada dan dilakukan oleh manusia walaupun media yang digunakan akan terus berubah seiring perkembangan teknologi.


Jenis – Jenis Proses Komunikasi

·     Komunikasi Internal
Adalah komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan manajemen].

Dua dimensi komunikasi internal :

1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal balik [two way traffic communication]. ” Downward Communication “ komunikasi atas ke bawah. Contoh pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat, majalah intern.” Upward communication ”dari bawah ke atas. Contoh staf memberikan laporan, saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan.

2 . Komunikasi Horizontal
komunikasi mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf. Berlangsung tidak formal, lain dengan komunikasi vertikal yang formal.

3. Komunikasi Diagonal
Komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.

·        Komunikasi Eksternal
Komunikasi antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan khalayak audience di luar organisasi.

Komunikasi Efektif

Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune”, yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.

Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
a. Menciptakan suasana yang menguntungkan.
b. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
c. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
d. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
e. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.

Teori dan Arti Penting Kepemimpinan




          Menurut Wikipedia, kepemimpian adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah  mempelajari kepemimpinan adalah ‘melakukannya dalam kerja’ dengan praktik seperti  pemagangan pada seorang seniman ahli,  pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang  akhil diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran/intruksi.

Dalam  teori kepemimpinan, ada  beberapa macam teori di antaranya:

1. Great  Man  Theory
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar dilahirkan, bukan dibuat. Jadi pemimpin disini dilihat berdasarkan bahwa ia memiliki kharisma yang ada pada dirinya dan memiliki  sifat-sifat luar biasa yang dibawa sejak lahir, sehingga ia patut dijadikan sebagai seorang pemimpin.

2. Teori  Sifat
 Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimilikinya.
Dalam mencari ciri-ciri kepemimpinan yang dapat diukur, para peneliti menggunakan dua  pendekatan  yaitu  mereka berusaha membandingkan ciri-ciri dari dua orang yang muncul sebagai pemimpin dengan ciri-ciri yang tidak demikian dan mereka membandingkan ciri pemimpin yang efektif dengan ciri-ciri pemimpin yang tidak efektif.

3. Teori Perilaku
Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan terhadap teori great man. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk  tidak dilahirkan begitu saja. Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta dorongan oleh kemauan sendiri.

4. Teori Kepemimpinan Situsional
Teori ini dijelaskan bahwa seorang pemimpin memilih tindakan terbaik berdasarkanvariable situasional. Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada.

5. Teori Kepemimpinan Karismatik
Dalam teori ini para pengikut memiliki keyakinan bahwa pemimpin mereka diakui memiliki kemampuan yang luar biasa. Kemampuan mempengaruhi pengikut bukan berdasarkan pada tradisi atau otoritas formal tetapi lebih pada persepsi pengikut bahwa pemimpin diberkati dengan bakat supranatural dan kekuatan yang luar biasa.


Topologi Kepemimpinan

Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya. Dalam teori kepemimpinan sedikitnya ada  tipologi kepemimpinan yang dikenal dewasa ini, yaitu sebagai berikut :

1.  Tipe Otoriter
Tipe otoriter adalah pemimpin pada setiap kegiatan yang dilakukan selalu melakukan penetapan keputusan ditentukan oleh pemimmpin itu sendiri tanpa memberikan kesempatan pada bawahan.

2.  Tipe Demokratis
Tipe Demokratis adalah pemimpin pada setiap kegiatan yang dilakukan selalu melakukan penetapan keputusan dengan bermusyawarah dengan bawahannya. Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern.

3.  Tipe Liberal
Tipe Liberal adalah pemimmpin pada setiap kegiatan yang dilakukan selalu melakukann penetapan keputusan dengan meliimpahkan kepada bawahannya.
Berikut ciri pemimpin liberal :
·         Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan
·         Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
·         Kebijakan lebih banyak dibuat oleh bawahan

4.  Tipe Populis
Tipe pemimpin yang mampu membangun rasa solidaritas pada bawahan atau pengikutya. Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

5.  Tipe Kharismatik
Tipe kepemimpinan yang memiliki ciri khas kepribadian yang istimewa atau wibawa yang tinggi sehingga sangat dikagumi dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap bawahan atau pengikutnya.

6.  Tipe Kooperatif
Tipe pemimpin kooperatif merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Karena kepemimpinan kooperatif memiliki jiwa pancasila, memiliki wibawa serta daya untuk membawa dan memimpin lingkungannya kedalam kesadaran kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

7.  Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.

8.  Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

Faktor-faktor yang berasal dari kita sendiri yang mempengaruhi kepemimpinan kita adalah pengertian kita tentang kepemimpinan, nilai atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita menduduki tingkat pemimpin dan pengalaman yang kita miliki dalam bidang kepemimpinan.

            Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :

1.  Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya.
2.  Kematangan dan keluasan sosial(Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang.
3. Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan.
4. Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.




Referensi









0 komentar:

Posting Komentar